Gunung Lawu, 2001 – Senja
Kabut tebal menyelimuti punggungan gunung seperti selimut kapas yang basah. Edelle menginjak batu licin, nyaris tersandung saat suara kerikil berjatuhan menggema di tebing sebelah. Butiran kecil bebatuan meluncur ke jurang, menghilang dalam kegelapan yang dalam. Suhu enam derajat Celsius membuat setiap hela nafasnya mengeluarkan kabut putih pendek.
"Hey! Itu jalur longsor—!" teriaknya, tapi suaranya tenggelam dalam deru angin yang menderu di antara celah-celah bebatuan.
Dari balik tirai kabut yang bergulung-gulung, siluet seorang lelaki asing muncul perlahan. Jaket oranye menyala miliknya sudah compang-camping, sobekan di bagian lengan memperlihatkan kulit yang tergores batu. Tangan kanannya mencengkeram tebing dengan kuku yang penuh tanah, sementara tangan kirinya—
"Astaga, kamu metik Edelweiss?!" Edelle menjatuhkan tas carrier-nya dengan keras, suaranya memecah kesunyian pegunungan.